Sabtu, 12 November 2016

Tampak Siring Journey

Mumpung di Bali, sepertinya setiap weekend jadi begitu berarti untuk liburan. Sayangnya sudah menuju musim penghujan nih, cuaca mendung-mendung bikin males gerak..

Untungnya kemarin itu cuaca siang masih ada matahari, tergeraklah untuk jalan-jalan ke Ubud dan tampak siring.

Masih berdua teman kantor, berangkatlah ladies jalan-jalan boncengan motor dari kuta menuju Denpasar. Hanya untuk makan dulu, biar ga pusing nyari makan nanti di tempat wisata.

Makan sop kepala ikan di Warung Sanur jl.Mpu Tantular-Renon, lumayan puas karena dapat 2mangkok sop kepala ikan+2 ikan goreng+2nasi+sambal+1 es jeruk+1 es cincau hanya 84k.

Kenyang makan, kami menuju daerah Gianyar, tadinya mau ke air terjun katulampa tapi berhubung musim hujan pastilah airnya keruh. Jadilah tujuan ke tampak siring.

Sedang khusyu mengemudi, eh kejadian juga, ada arak-arakan orang di truk berbaju adat terus seenaknya saja pada turun dan melakukan pawai.Kendaraan lain di stop, sebagian motor disuruh putar balik.. Omg
Untungnya berbekal gps, nemu juga jalan tikus menuju tampak siring journey.

Adanya di tempat pedesaan, ditengah hutan lebat dan terdengar bunyi congcorang yang nyaring sekali. Enak juga tempatnya buat sekedar duduk-duduk menjelang sore. Suasana santai dan dibuat senatural mungkin untuk beristirahat.

Harga tiketnya juga murah meriah, hanya 10rb/orang dan sudah dapat free minuman dingin rasa jeruk, coklat atau cappucino.

Ada permainan ayunan anak-anak, ada tempat duduk di atas , ada pemandangan pesawaha juga. Tapi yang jelas tempatnya seperti belum jadi, masih direnovasi sana-sini. Dan tidak ada pembatas antara tempat wisata dan hutan atau dengan pesawahan warga.

Mungkin konsep kedepannya akan bagus, ada resto-nya mungkin di atas dan pemandangan sawahnya juga diperbaharui lagi. Semoga saja..

Sabtu, 05 November 2016

Waterblow Nusa Dua

Hampir genap 1bulan kedatanganku di Bali ini, rasanya waktu berjalan begitu lambat..
Hari-hari terasa mulai membosankan, ditambah lagi dengan kurangnya fasilitas transportasi yang menjadi momok utama kehidupanku disini. Secara, orang yang tidak bisa mengemudi apapun jenis kendaraan macam aku sudah bisa dipastikan akan cepat merasa bosan di pulau ini.

Memang, Bali penuh tempat-tempat eksotis yang patut dibanggakan oleh negara ini. Wisatanya terkenal di seluruh dunia, namun sayang sekali sarana transportasi umum masih kurang memadai atau memang peminatnya yang kurang.Entahlah..

Jadilah aku seorang yang merasa bodoh telah memilih untuk bekerja disini dan terjebak dalam rutinitas yang membosankan di pulau yang sangat indah ini.

Aku selalu mengandalkan gojek untuk urusan kemana-mana atau teman kantorku untuk mengajak jalan-jalan, seperti kali ini sepulang urusan di kantor kami memilih pergi jalan-jalan ke Waterblow. Berboncengan dari Kuta menuju arah Jimbaran, mampir makan bakar ikan di pasar Kedonganan.

Pengalaman yang mengesankan makan ikan bakar disini, beli ikan sendiri, pilih-pilih akhirnya  beli cumi dan ikan kerapu. Minta dibakar dekat warung-warung pinggir pantai, duduk-duduk sambil melihat pemandangan perahu nelayan yang merapat. Minum es kelapa muda, ditambah dengan membayar harga yang jauh lebih murah daripada makan di resto Jimbaran.. Lengkap sudah puasnya makan ikan bakar disini

Agak sorean barulah kami menuju Waterblow yang kalau difoto-foto orang ada ombaknya yang menyembur muncrat dari karang-karang. Sayangnya waktu kami kesana tidak ada ombak seperti itu, laut biru sepertinya sedang tenang damai sentosa.

Entah disini itu ada tulisan Peninsula island begitu kami masuk dan berjalan kaki dari parkiran sekitar 100-200mtr, tapi aku tidak melihat ada pulau lagi. Yang ada hanya patung seperti Sri Rama dan Lesmana yang ada ditengah lapangan rumput.

Sore-sore dan malam minggu seperti ini, ternyata lokasi ini banyak dipakai orang-orang yang jogging atau sekedar jalan-jalan bersama hewan peliharaan. Bule-bule sendiri sepertinya lebih suka berenang di pantainya atau tidur-tiduran dibawah cabana. Aku sendiri lebih suka tiduran diatas rumput hijau dibawah pohon rindang, lebih terasa damai..

Sayang sekali, musim hujan rupanya mulai menghampiri Bali walaupun terlambat jauh dari   Jakarta dsk yang lama telah hujan setiap hari. Kami pun segera pulang..