Selasa, 01 April 2014

Menikmati Ikan Bakar Di Tengah Waduk Jangari

Hari sudah menjelang siang ketika saya tiba di gerbang Waduk Jangari dari sepulang berlibur dari arah puncak Cipanas menuju Jakarta. Cuaca yang cukup panas membuat kami berpikir untuk mampir di waduk ini sekalian makan siang ikan bakar yang memang menjadi komoditi utama dari tempat ini.



Di gerbang kami telah dikenakan tiket masuk sebesar 5ribu dan untuk parkir kembali membayar 5ribu untuk motor.Kesan pertama saya melihat pemandangan disini tidak begitu menggembirakan dikarenakan kumuhnya daerah ini. Beberapa warung dan rumah warga disekitar waduk lebih mirip kampung-kampung kumuh pinggir kali Cipinang daripada tempat wisata. Pelataran parkir yang sebenarnya cukup memadai pun harus ikut memperburuk tempat ini karena tercium bau pesing yang tidak jelas.



Kami menyebrang ke tengah waduk untuk mencari tempat makan dengan menggunakan perahu kayu bermesin diesel dengan membayar sewa sebesar 60ribu karena hanya beberapa orang saja dalam perahu. Sementara untuk perahu yang penuh, perorang hanya dikenakan 20ribu rupiah saja sampai di tempat makan.
Disisni, rupanya lebih mirip industri perikanan daripada tempat wisata dikarenakan banyaknya keramba-keramba yang mengapung diatas waduk.Bahkan sepertinya lebih banyak keramba mengapung daripada areal kosongnya.

Sampai di warung makan, kami memesan ikan gurame bakar dengan harga yang cukup fantastis yaitu 100ribu/kg dan 80ribu/kg untuk ikan nila sudah termasuk nasi, lalapan, sambel dan kerupuk (tanpa minum). Sayangnya selagi menunggu ikan yang lama dibakar, pengunjung tidak disuguhkan kegiatan yang bisa mengisi waktu luang. Padahal keramba-keramba di sekitarnya sangat potensial jika pengunjung diijinkan untuk sekedar mancing ataupun menangkap sendiri ikan yang dipesan untuk dibakar. Saung-saung yang kami duduki tidak berjarak sama sekali antara satu dengan lainnya sehingga terkesan penuh sesak oleh pengunjung yang kebanyakan adalah rombongan keluarga. Hingar bingar obrolanpun tidak bisa dihindarkan lagi.


Akhirnya datang juga pesanan ikan bakar yang telah kami tunggu sejak kurang lebih  1jam lalu. Perut yang lapar di siang hari langsung saja makan ikan gurame yang tersaji dengan dua macam sambal, sambal kecap dan sambal jahe, cukup menutupi rasa kesal kami karena menunggu lama dan acuhnya pemilik warung atas kedatangan kami.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar